Ini bulan Juni? Berarti sudah tiga tahun kita tidak ada komunikasi. Aku khawatir dengan keadaanmu bagaimana tidak khawatir dari gerak-gerik bicara, kamu layaknya orang yang mau pergi jauh dan aku akan dengan siapnya harus menerima. Sampai detik ini saja kamu masih membiarkan aku menunggu tanpa kabar darimu. Mungkin sekarang kamu sudah punya pacar. Tapi... aku berharapnya kalau kamu tau aku adalah makhluk yang menjalankan kehidupan dengan kehampaan.
Semester pertama di tahun 2008 bulan juni, awal pertemuan kita.
Mataku berbinar mendapat inbox -Jangan lupa makan siang- sebuah isi pesan yang sederhana tapi perhatian dari kamu. Aku selalu mengingat semua sikap kepolosan kamu. Saat kamu meminta izin ingin main futsal, latihan band, bahkan pamitan mau mengantar nyokapnya ke rumah sakit. Lucu memang seorang pria meminta izin kepada wanita yang belum menjadi pacarnya. Itulah kamu pria polos dan kadang berubah menjadi sosok ‘Drummer Misterius.’
Satu hari, dua hari, tiga hari kamu menghilang dan aku memaklumi mungkin sibuk atau ada hal penting. Seminggu kemudian, aku mendapat inbox di handphone-ku pesan dari kamu -Maaf De** baru kasih kabar sama Ana, kemarin De** baru masuk Rumah Sakit dan sekarang sudah baikkan, yuk sms-an lagi. Jangan marah ya- Huh lega mendengarnya, masuk Rumah Sakit? Tiba-tiba entah mengapa aku merasakan akan terjadi sesuatu. Aku memang tidak tega marah kepadanya dia jujur saja sudah membuatku senang. Dengan penasaran aku bertanya, kamu sakit apa, benar sudah baikkan. Tapi dia tetap keukeh cuma sakit biasa. Ada satu sisi lagi, bukan hanya pria perhatian kamu juga pria dewasa dan kuat.