Lama
aku mengerjapkan mataku menatap sekeliling ruangan kamar. Seperti biasa aku
selalu tertidur di antara tumpukan buku-buku tebal dan kertas yang berhamburan
ntah kemana itu. Dan bila pagi menjelang aku terbangun dengan kepala sedikit
pusing. Jadwal ku hari ini cukup padat. Dua jam lagi harus bersiap menuju ke
bandara. Semejak lima tahun lalu aku yang bekerja di kedutaan negara tetangga,
membuat tidak ada lagi waktu untuk bertemu dengan keluarga dan teman-teman
seperti dulu tetapi sekarang aku telah terbiasa. Bahkan aku sudah bisa membeli
rumah dan mobil mewah dari uang gajian. Ini menyenangkan. Aku buru-buru meminum
coklat hangat, menyambar balazer dan higheels menuju pintu garasi.
Delapan
menit berlalu mesin mobil ini tidak hidup juga, terpaksa aku berdiri di halte
menunggu bus yang lewat. Uh!
benar-benar menyebalkan. Debu yang menempel di kulit. Panas matahari membasahi
peluh. Tatapan sinis orang-orang. Sungguh pagi hari yang sial. Gerutuku dalam
hati. Bus menepi di perempatan halte seketika puluhan orang-orang berebut
menaiki, kaki kiriku terjepit dan map-map berkas yang kubawa berantakan. Untungnya
aku langsung kebagian tempat duduk tanpa kupedulikan wanita lansia yang berdiri
di sampingku. Jam telah menunjukkan pukul 07.40 WIB masih ada waktu untuk tidur
sebentar karena jarak bandara cukup jauh.
“Mbak
bangun, ini sudah terminal akhir mau berhenti dimana?”
Samar-samar
terdengar suara kondektur bus membangunkan ku. Puluhan orang-orang di dalam bus
tadi tidak ada lagi hanya ada kursi-kursi kosong. Mampus. Aku menepuk kening
beberapa kali lalu bergegas turun.
Tiba
di depan sebuah warung makan kakiku tidak sanggup berjalan. Pukul 08.25 WIB
pasti pesawatku sudah berangkat. Aku sungguh pasrah tidak bersemangat. Kini aku
hanya memerhatikan gelagat kehidupan pinggiran jalan yang kumuh. Memori
kenangan saat kecil terlintas. Dimana aku dan kakak-kakakku bermain mengejar
layangan sembari menemani mama berjualan di pasar. Eh, aku kangen mama! Dengan cepat aku mencari handphone di tas tapi map-map berkas saja yang ada. Astaga aku
kecopetan di bus tadi semuanya hilang.
Aku
menghela napas panjang bepikir dalam hati. Apakah ini karma? Apakah terlalu
egois? Apakah aku sejenis manusia tak peduli tak bermoral? Tidak akan menoleh
sedikitpun pada orang-orang disana selalu mementingkan urusan pribadi? Entahlah
bagaimana aku harus memulainya lagi, memulai untuk lebih baik. Mungkin kata
maaf dahulu.
“Kalo
ingin ‘uang lebih’ bukan disini tempatnya, nggak cocok sama itu busana.”
“Ah,
biar aku usir saja dia bikin dosa!”
Ini
salah besar aku menggelengkan kepala meyakini kedua ibu warung yang menghujat
tadi. “Uang lebih? Maksudnya, wanita___”
Okeh aku tau dengan cepat meninggalkan tempat itu sebenarnya pakaian yang ku
pakai ini wajar untuk ke kantor. Pukul 11.30 WIB. Masih sama aku berada di
jalanan yang tidak tau arahnya dan sedikit tetesan air hujan yang akhirnya
semakin deras.
***
“Hey!
Ngapain berdiri disana buruan neduh kesini. Nanti sakit lho mbak.” Lelaki
berjaket cokelat disebrang berteriak dan berjalan menghampiri. Aku terkejut
saat dia merentangkan jaketnya tepat di atas kepala ku.
“Nah
begini lebih baik, mbak ngapain tadi hujanan?”
“Nggak
apa.”
“Ya
udah aku duluan ya mau ada acara bareng.”
“Bareng
keluarga? Atau bareng teman?”
“Maksudnya?!
Semuanya sih katanya mereka pada kangen, lagian nggak salah juga saya ngumpul
bareng mereka, jenuh kalo harus terus bekerja he..he..he...”
Lelaki
itu menaiki motornya bersiap ingin pamitan. Aku menahan tangannya.
“Tunggu!! Alasannya apa?”
“Tunggu!! Alasannya apa?”
“Alasannya,
mungkin hanya mereka lah orang yang berharga di hidup saya mbak.”
JLEB.
Ribuan bayangan hitam yang ku lihat rasanya sakit. Seperti cahaya yang
perlahan-lahan memudar menutupi semua badan ku yang terombang-ambing oleh dosa.
Haruskah aku mengakui sekarang. Baiklah akan ku lakukan.
“Mas
boleh pinjam handphonenya? Saya ingin
meminta maaf pada teman dan keluarga mengatakan bahwa betapa egoisnya saya ini...”
Kata
maaf berhasil ku ucapkan. Hujan berhenti digantikan matahari yang memancarkan sinarnya yang bersemangat.
HELLO DUNIA, KALAU AKU MASIH EGOIS TOLONG INGATKAN YA!