Kepada Dekapan Kecewa

by - 21.5.16

Tulisan kedua di tahun 2016. Di tempat yang sama ini saya membiasakan untuk nulis lagi sejak menuntun berdamai dengan keadaan. Diri yang terdampar mengiringi langkah selama empat belas tahun. Perjalanan yang tampak berliku memamerkan setiap rasa penuh ke-egoisan tanpa berpikir tentang kemanusiaan. Tinggal di negeri yang berjuta kontrovesi membuat saya harus berpikir dua-tiga kali dalam kedepannya. Perlahan saya dipaksakan belajar untuk mengenal kemunafikan memilih dua pilihan antara bermuka dua dalam kesenangan atau jujur berakhir kesengsaraan. Hanya itu yang saya rasakan. Miris memang untuk berpendapat dan menyampaikan hak saja tidak di izinkan. Seterusnya menjadi kasus yang klise ntah sudah berapa banyak air mata karenanya.

Sebagai makhluk yang belum menjadi apa-apa dan tak di kenali. Saya bisa bengong saja terkadang menatap dari kejauhan, terpekur dengan perasaan yang ingin membantah bahkan tertawa sedih. Sebegitu rendahnya manusia sampai membedakan status yang lain.

Bukan karena saya sekarang menyukai lagu ballad bersama temperatur cuaca mencapai 30 selsius. Saya seakan berada di lautan orang yang menyimpan “tangan kanan” tanpa melihat apa arti proses yaitu dibedakannya hanya di atas kertas penilaian berdasarkan tertulis. Pernah saya alami sendiri, mereka dengan gampangnya memberi nilai tapi tidak ada pertanggung jawaban. Beragam alasan yang kami tau betul apa maksudnya. Niat awalnya saling berbagi pengalaman dan kekeluargaan harus rusak karena masalah konflik antar subjek. Saya jadi menyimpulkan, jika memang masih begini kedepannya bisakah kalian berubah. Saya tidak setuju bila mengukur kejeniusan orang cuma dari segi akademis. Banyak ilmu yang di dapatkan bukan sekadar membaca, berinteraksi serta menghargai orang lain itu salah-satunya. Dengan memandang lingkungan di sekitar saja saya sering mempelajari bahwa ilmu ada dimana dan kapan saja.

Sudah lama saya ingin mengutarakan. Tidak apalah bila tersampaikan hanya kalimat sedikit ini saja yang dapat mewakilinya. Maaf, tentang tulisan berupa kekecewaan. kepada yang katanya lebih berpengalaman coba sesekali untuk merendahkan diri. 

You May Also Like

0 comments