OPINI: Tidak Semuanya Sejalan
Semakin
ke sini, mulai bermunculan. Sementara aku sendiri sama sekali tetap
sendiri di antara keramaian ini. Emosi tanpa batas kelelahan yang kian menjadi
buat suasana tidak seperti dulu, iya, sekarang sudah kaku. Hanya untuk menulis
satu kata saja sulit seolah aku telah benci namanya menulis. Kalau berkata saja
tidak bisa meluapkan ekspresi dan menulis juga demikian lalu dengan apa aku
mengekspresikannya lagi? Aku seperti manusia beraga tapi tak bernyawa. Bodoh. Selalu
manja sama mood.
Tidak
peduli orang mau tertawa senang aku tetap saja diam ntah setiap sudut saraf
sekalipun rasanya tak ada lagi namanya tawa. Ahh bukan. Maksudnya aku masih
bisa ketawa mungkin tawanya yang berbeda.
Benar-benar
di luar dugaan sama sekali bukan diriku Tuhan.. tak harus aku memposting
tulisan memalukan ini harusnya aku membagi pada orang-orang, bagaimanapun
mereka semua tau soal pribadiku tapi lagi-lagi aku takut dikecewain. Masalah
satu belum selesai timbul masalah lain. Itu yang aku takutkan biarlah ada
saatnya mereka akan mengerti. Aku tau mereka semua juga punya masalah yang sama
karena pada dasarnya manusia harus punya waktu sendiri buat menyelesaikannya. “Tanah yang kosong belum tentu bisa di
desain penuh pasti masih menyisahkan petak-petak kosong.” Petekan kosong itulah
waktu buat kita belajar untuk menjadi lebih baik. Percayalah Tuhan tidak
akan memberi kesulitan di batas titik terendah.
Walau
ada jalan lurus yang mulus tanpa jurang kenapa tidak sekali-sekali melewati
jalan tikungan yang terjal.Yang awalnya baik-baik saja belum tentu akhirnya
akan baik. Katakan saja tulisan ini hanya untuk menghibur kekangenan mengenai
opini yang kekanak-kanakan.
Biarlah 5 10 20 tahun lagi aku membaca ini dengan senyuman di wajah biar aku tau manusia ternyata perlu perbedaan dan tak semuanya sama atau sejalan.
Biarlah 5 10 20 tahun lagi aku membaca ini dengan senyuman di wajah biar aku tau manusia ternyata perlu perbedaan dan tak semuanya sama atau sejalan.
0 comments