CERBUNG: Sehari Bersama Lia (Epilog)

by - 25.4.13


-EPILOG-

Sebelumnya di Part 5

Pagi, di hari minggu. Inilah hari terakhir mereka bertemu untuk dua minggu ke depan. Mita yang akan ikut bertanding mewakili sekolah di kejuaraan basket Internasional dan Lia memutuskan kembali pergi ke Yogya dalam pertemuan penulis muda yang sempat tertunda dulu. Tentu sehari ini menjadi hadiah manis, mengingat Lia pernah bermimpi akan menikmati hari hanya dengan Mita. Maka di mulai dengan menonton film, memasak bersama dan makan es krim di taman sambil mengobrol cerita waktu kecil sampai kepada hal-hal yang tidak begitu penting. Semuanya mengalir secara menyenangkan layaknya persahabatan yang sempurna.

Lia berdiri jauh dari bibir pantai. Dia bersemangat berlari menuju hamparan ilalang luas yang sangat indah, tiba-tiba seseorang menyentuh pundaknya. Lia menoleh dan melihat Mita berdiri juga di belakangnya.

“Mita ini sangat indah, darimana kau tau tempatnya?” tanyanya sambil mengajak Mita memandang langit penuh siluet senja.

“Dari Wahyu.” jawab Mita singkat.

“Dia sudah masuk ke dalam permasalahan kita aku harus berterima kasih juga nih Mit,” kata Lia bergumam.

“Ini, ada titipan Wahyu untukmu aku lupa waktu itu.” lanjutnya menyodorkan bola kristal berbentuk hati. Sahabatnya tidak mengatakan apa-apa hanya tersenyum. Air mata Mita mulai menetes tapi dengan cepat juga di hapusnya.

“Oh iya, Lia... Setelah ini gue pasti jadi kangen ngejahilin, tidak ada lagi tarik-tarikan rambut huh!” ujar Mita menarik gemas rambut Lia.

“Iya, iya apalagi si Wahyu murung di ruangan OSIS. Nggak kasihan?” sindir Lia.

Masih dalam keadaan pipi memerah, Mita spontan langsung menarik kedua tangan Lia mengacak-ngacak rambut lalu mengelitiknya padahal ia benar-benar memikirkan apa yang di katakan Lia sebelum cewek itu mengatakan dulu. Namun, waktu terus berjalan. Hari telah malam mereka tidak akan pernah melupakan sehari yang terasa singat ini.

Dalam tulisan yang baru di tulisnya di halaman terakhir buku catatan bercoverkan ‘Friendship of Colour’ Lia menyimpulkan: tidak ada terlambat maka tidak ada kehilangan, tidak ada persahabatan maka tidak ada kebersamaan, tidak ada kisah cinta maka tidak ada ketulusan, begitupun pada manusia tidak ada kisah sendiri yang tidak dapat di ceritakan.




~Selesai.

You May Also Like

0 comments