Satu kata yang ada dipikiran sekarang "bersyukur". Ada rasa yang mungkin sulit di deskripsikan antara kebahagiaan dan kesedihan. Muncul di benak yang kepengen menulis hal selama 20th ini. Walau pada kenyataannya itu sederhana bahkan saya juga bingung mulainya darimana. Tapi sepertinya bermanfaat buat nantinya karena saya sudah dewasa bukan anak-anak atau remaja, dewasa yah! perlu berulang-ulang mengingatnya. Kadang khilaf sama arti kedewasaan sih. Sesuatu makna yang saya tangkap dari kedewasaan ialah "Jalankan dewasa mu sesuai...
Sebelumnya di part 1 Pukul delapan malam, bel pintu apartemennya berbunyi. Gia terbangun dengan kepala sedikit pusing sepulang dari perjalanan di Bogor tadi ia langsung merebahkan tubuh ke kasur. Gia melirik jam di pergelangan tangannya, sudah empat jam ia tertidur. Gia mendongak menatap orang di balik pintu kamarnya. “Kirain siapa, kenapa?” “Gia ih gitu. Gue tadi dari tempat teman, iseng mampir kesini, kebetulan satu apartemen sama Lo baru pindah ke Jakarta.” Gia mengangkat...
Cerita bersambung ini diambil dari kehidupan sehari-hari dalam rumitnya sebuah kepercayaan. Gia Carlos Monza Julian memiliki kisahnya yang berbeda tanpa kaitan hanya berbagi cerita secara bersamaan dan si Aku akan mengakhiri cerita mereka. -o- Sebelumnya di Prolog Kondektur kereta menyambut kedatangan penumpang menuju keberangkatan ke Jakarta. Para penumpang telah memenuhi kereta menyisakan satu bagian kosong yang berada di gerbong dekat toilet. Untuk menghibur penumpang selama perjalanan pihak KA memutarkan musik....
Welcome 20th. Makin banyak pembelajaran serta dosa hehe. Alhamdulillah Allah selalu menyayangi dan melindungi. Doa kan menjadi khalifah yang bermanfaat. Aamiin... Untuk kehidupan yang sesederhana ini saya lebih banyak berdiam dalam renungan mengamati setiap proses terjadi dari yang dialami orang lain, tentunya diri sendiri juga. Intinya Tuhan memang adil punya rencana yang bisa dijadikan inspirasi. Sama seperti pada postingan sebelumnya. saya mengalami suatu kekecewaan dan mencari zona nyaman. Tapi ternyata saya salah. Sebelumnya saya mengucapkan...
Yang Maha Kuasa. Aku bersyukur bisa mengenal dunia yang bersifat semu ini darinya aku tau arti kehidupan sesungguhnya tentang dua hal berbeda, kesalahan dan kebenaran. Tapi terkadang kalimat menyerah yang selalu dilontarkan, menyadari betapa lemahnya hamba. Ntah sejak kapan aku merasa diriku kosong hidup tanpa jiwa yang pasti. Sebentar-sebentar perasaan kian berbeda. Capek? Kalo dibilang iya mana mungkin aku bertahan sampai sekarang namun sebenarnya aku hanya kurang peka saja. Mencari cinta yang sama sekali tidak...