­

CERPEN: Kotak Surat

30.12.13 / BY Ana
Semburat cahaya pagi menerpa wajah walau sekarang memasuki musim dingin tapi salju belum turun mungkin pertengahan bulan. Aku terharu mengamati setiap sudut kedai ini. Pikiranku menerawang ke beberapa bulan silam saat aku tidak punya apa-apa dan harus tinggal sendirian di kota besar tanpa tempat tinggal. Namun ada seseorang yang berbaik hati mempercayaiku menjadi owner kedai miliknya. Yah, inilah kedai kopi yang berada di belakang ruko penduduk. Terpencil memang banyak orang yang bingung mencarinya. Tapi lihatlah...

Continue Reading

CERBUNG: Kembali

28.12.13 / BY Ana
           -Prolog-             Pernahkah kalian berada dimana masa kepercayaan itu sudah tidak ada lagi?              Sesuatu yang harusnya bisa diulang kembali atau bahkan membuat seseorang menjadi dirinya yang berbeda berpura-pura dalam keadaan, merubah keramahan berganti dingin yang menguasai. Setiap manusia akan menganggap ini berlebihan. Tapi aku malah sebaliknya.Baiklah, aku juga tidak tau sampai kapan seperti ini mungkin besok dan besoknya lagi akan tetap sama.Ketika aku melihat sekelilingku ada beberapa...

Continue Reading

CERPEN: Dibawah Awan (End)

19.9.13 / BY Ana
Sebelumnya... Dibawah Awan Nindi menyeka ujung-ujung matanya setelah Tivon selesai menceritakan sosok Aurora kekasihnya. Setengah jam lalu taman ini sudah lengang. Cuma terlihat orang yang berlalu-lalang saja. Tivon memberikan buku yang ingin Nindi lihat di perpustakaan tadi.         “Nih, kamu bisa pinjam kapanpun. Thanks udah mau mendengar obrolan suntuk gue. Hey, kamu nggak apa kan?” Tivon menatap tajam. Menyelidik.         “A-pa?!”         “Kok balik nanya. Ini mau sore mendingan kamu pulang ntar pacarmu nyariin.”        ...

Continue Reading

CERPEN: Dibawah Awan

22.7.13 / BY Ana
Cerita pendek ini fiksi.  Sebagian di antaranya ditulis ulang dan terinspirasi dari beberapa kisah lainnya.  ==== Perpustakaan di sudut taman kota itu sepi. Nyaris semua orang tidak tertarik untuk sekedar mampir. Hanya ada empat-lima orang saja yang berkutat dengan bacaannya. Padahal di sini pengunjung bisa merasakan kesejukan yang asri. Keheningan di ruangan perpustakaan berangsur-angsur terpecah oleh celotehan seorang gadis. Gadis itu mengibaskan tangannya kasar karena belum menemukan buku yang dicari. Terus membolak-balik buku di rak dan berjalan...

Continue Reading

CERPEN: Hujan Menghapus Hitam

30.5.13 / BY Ana
Lama aku mengerjapkan mataku menatap sekeliling ruangan kamar. Seperti biasa aku selalu tertidur di antara tumpukan buku-buku tebal dan kertas yang berhamburan ntah kemana itu. Dan bila pagi menjelang aku terbangun dengan kepala sedikit pusing. Jadwal ku hari ini cukup padat. Dua jam lagi harus bersiap menuju ke bandara. Semejak lima tahun lalu aku yang bekerja di kedutaan negara tetangga, membuat tidak ada lagi waktu untuk bertemu dengan keluarga dan teman-teman seperti dulu tetapi sekarang...

Continue Reading

CERBUNG: Sehari Bersama Lia (Epilog)

25.4.13 / BY Ana
-EPILOG- Sebelumnya di Part 5 Pagi, di hari minggu. Inilah hari terakhir mereka bertemu untuk dua minggu ke depan. Mita yang akan ikut bertanding mewakili sekolah di kejuaraan basket Internasional dan Lia memutuskan kembali pergi ke Yogya dalam pertemuan penulis muda yang sempat tertunda dulu. Tentu sehari ini menjadi hadiah manis, mengingat Lia pernah bermimpi akan menikmati hari hanya dengan Mita. Maka di mulai dengan menonton film, memasak bersama dan makan es krim di taman...

Continue Reading

OPINI: Tidak Semuanya Sejalan

19.4.13 / BY Ana
Semakin ke sini, mulai bermunculan. Sementara aku sendiri sama sekali tetap sendiri di antara keramaian ini. Emosi tanpa batas kelelahan yang kian menjadi buat suasana tidak seperti dulu, iya, sekarang sudah kaku. Hanya untuk menulis satu kata saja sulit seolah aku telah benci namanya menulis. Kalau berkata saja tidak bisa meluapkan ekspresi dan menulis juga demikian lalu dengan apa aku mengekspresikannya lagi? Aku seperti manusia beraga tapi tak bernyawa. Bodoh. Selalu manja sama mood.  Tidak...

Continue Reading

CERBUNG: Sehari Bersama Lia (Part 5)

4.4.13 / BY Ana
Sebelumnya di Part 4 “Sembilan tahun lalu ingat kan saat tersesat di puncak cowok yang ngerawat lo sampai bertemu Lia. Itu adalah gue, Wahyu. Kita sempat kenalan dan lo cerita semuanya tentang sahabatmu Lia walaupun ia sahabat manja dan cengeng. Tapi tetap saja lo nerima apa adanya, ngak mengeluh dan menyenangkan makanya gue ikut juga ngerasa. Eh, rupanya lo juga mudah sedih selalu nanyain ‘kenapa’ jadinya seperti bersalah padahal lo butuh perhatian. Hmm.. kita memang dulu...

Continue Reading

CERBUNG: Sehari Bersama Lia (Part 4)

16.3.13 / BY Ana
Sebelumnya di Part 3 27 Maret 2004. Hari ini aku dan Mita terakhir camping di puncak. Awalnya aku ceroboh menghilangkan boneka ku. Mita mencari boneka itu sampai dapat, dia juga ikut menghilang dan tersesat. Tuhan... aku sekarang tidak minta boneka itu lagi, aku maunya Mita! Cuma dia sahabat yang baik. Aku tidak mau kehilangan dia.       Lia menggeleng. Sakit. “Tidak. Mita sudah bahagia bersama Wahyu.”       30 Maret 2004. Heii aku...

Continue Reading

CERPEN: Suara Mimpi (End)

17.2.13 / BY Ana
Sebelumnya di... Suara Mimpi “Sebenarnya aku juga seperti adikmu orang tua ku meninggal setengah tahun lalu. Setengah tahun itupun aku hidup di jiwa suram selalu menyendiri, sampai kakakku yang selisih 8 bulan lebih tua dariku tidak ku perdulikan padahal berkatnya aku bisa hidup.”             Aku berpikir sebentar, “Kenangan manis telah berantakan aku malah mencoba ingin mengulangi lagi yang kadang buatku sakit dan takut tak peduli bagaimana. Setelah aku menyadari tentang kisahmu itu, ternyata aku masih...

Continue Reading